KABARSULA.COM, SANANA – Identitas seorang pencipta yang lama terlupakan dari logo Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), akhirnya ditemukan, membawa secercah harapan dan pemahaman yang baru tentang sejarah daerah ini.
Sosok di balik pencipta lambang Kepulauan Sula telah menjadi misteri yang menggantung di udara. Seiring berjalannya waktu, pencapaian Bapak Ilham Hafid bersama kedua rekannya merupakan putra asli Sula yang terlupakan dan namanya menghilang dari sejarah logo Kepulauan Sula.
Tidak ada catatan yang jelas mengenai kontribusinya, dan masyarakat pun kehilangan pemahaman tentang siapa yang sebenarnya menciptakan lambang yang mereka kenal dan banggakan.
Tepat 20 tahun Kabupaten Kepulauan Sula yang memiliki motto “Dad Hia Ted Sua” (Bahasa Sula) yang artinya “Bersatu membangun Sula”.
“Logo Kabupaten Sula yang saat ini kalian lihat di setiap surat dan baju para PNS dan para pejabat di Kepulauan Sula itu semuanya ciptaan kami,” kata Ilham yang juga anggota kepolisian di Polres Kepulauan Sula berpangkat Aiptu.
Beberapa hari ke belakang, nama pencipta logo Kabupaten Sula baru mencuat. Nama Bapak Ilham Hafid justru baru diketahui sebagai pencipta asli logo Kabupaten Sula.
Selama ini, tak banyak yang mengetahui rekam jejak beliau sebagai sosok dibalik pencipta logo Kabupaten Sula yang saat ini dipatenkan sebagai petaka kabupaten.
Bermula dari sebuah sayembara yang digelar Pemda Sula di Sanana, Kepsul pada tahun 2003. Mendengar sayembara tersebut, Ilham dengan darah seni rupanya tertantang untuk mengikuti.
Ilham memang dikenal pandai menggambar dan melukis sejak kecil. Dan pada akhirnya, dengan kemampuan dan keahlian seni rupa, ia bersama dua rekannya bernama Abdul Haris (Almarhum) dan Poniman Sangadji mendapatkan sayembara pembuatan logo Kabupaten Sula, dan memenangkan sejumlah hadiah berupa uang tunai sebesar Rp6 juta.
“Kalau tidak salah ada sekitar 95 peserta yang mengikuti sayembara pembuatan logo Kabupaten, peserta dalam sayembara itu semuanya orang Sula. Jadi setelah pengumuman hasil seleksi sayembara pembuatan logo selanjutnya masuk 10 besar, setelah itu di seleksi lagi sampai masuk 3 besar, yaitu saya dengan Abdul Haris, beliau sudah meninggal dunia, dan satu orang lagi Poniman Sangadji,” ungkapnya.
Namun, penugasan itu terhitung sejak satu setengah bulan itu hingga Ilham bersama dua rekannya berkali-kali belum berhasil juga, padahal logo Kabupaten Sula sudah diambang pintu sehingga mengalami penyempurnaan.
“Seingat saya waktu itu motto di logo Kabupaten yang kami bertiga usulkan yakni memakai “Basanohi” (Bahasa Sula) yang artinya “Bersaudara” namun terjadi revisi, karena menurut Kepala Bagian (Kabag) Hukum Pemda Sula, pak Suhardi Gailea, itu belum sempurna, sehingga disarankan motto yang digunakan harus Dad Hia Ted Sua,” Cerita Ilham, Minggu (04/06/2023).
“Selama satu bulan kami mendesain logo Kabupaten Sula, dengan meminta pertimbangan dan masukan dari tokoh yang ada di “Soa Gareha” (Empat Suku, red)”,tambah Ilham.
Masuk 3 besar, kata dia, selanjutnya diseminarkan.
“Jadi hasil desain logo Kabupaten kami bertiga padukan menjadi satu, dalam seminar pada waktu itu saya sendiri yang mempresentasikan makna dari logo yang dibuat, akhirnya lahirlah kesepakatan dalam forum seminar itu untuk memakai logo yang kami desain, dan hingga saat ini masih dipakai tanpa ada perubahan sedikit pun,” ceritanya.
Yang paling menyakitkan, dirinya tidak pernah diundang setiap Kabupaten Sula merayakan ulang tahun. Ilham yang dianggap sebagai seorang yang berjasa, namun benar-benar dilupakan dan belum pernah sekali pun ada pejabat yang mengunjungi dirinya.
“Saya benar-benar dilupakan, setiap Kabupaten Sula merayakan hari ulang tahun Kabupaten, dan hanya sekali saya diundang di periode pertama Bupati Sula Ahmad Hidayat Mus saat Kabupaten ini berdiri, itupun saya hanya menyaksikan penyerahan penghargaan bagi para pendiri Kabupaten Sula,”bebernya.
Namun setelah itu lanjut Ilham, dirinya tidak lagi diundang setiap Hari Ulang Tahun Kabupaten Kepulauan Sula.
“Mungkin mereka tidak mau tahu siapa dibalik pencipta logo Kabupaten, tentu saya tidak akan hadir, karena ada sesi penyerahan petaka, saya tidak bisa melihat itu, sebab pencipta logonya adalah kami,” pungkasnya dengan raut wajah sedih. (red)