KABARSULA.COM – Bupati Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Fifian Adeningsi Mus, lagi-lagi dibuat kesal, setelah mengetahui sejumlah guru tidak hadir pada acara Peringatan HUT PGRI ke-78 dan Hari Guru Nasional (HGN). Acara tersebut berlangsung di Istana Daerah (Isda) desa Fagudu, Kecamatan Sanana pada Jum’at (1/12/2023).
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kehadiran para kepala sekolah dan guru-guru pada perayaan HUT PGRI dan HGN kali ini menurun. Bupati Fifian, saat mengumpulkan para kepala sekolah dan guru, menyatakan ketidakpuasannya.
Menurutnya, dari pertama dirinya maju sebagai Bupati sampai sekarang ia berkunjung ke desa-desa itu membawa uang pribadi, dia tidak berharap dengan kepala sekolah, kepala desa dan kepala puskesmas. Karena kamong (kalian,red) ini semua suatu saat akan menjadi penghianat.
“Saya tidak mau menggenggam karena nanti dapat PHP, hati sakit, jadi ketika saya datang ke desa-desa kalian layani syukur, tidak layani juga tidak apa-apa, tapi ada saatnya,” tegas Fifian.
Dia meminta kepada guru-guru, di hari guru yang sama-sama torang (kita,red) rayakan ini. jujur, kalau memang kalian punya kepala sekolah tidak layak lagi untuk menjadi kepala sekolah, jujur, bicara, ganti. Tidak perlu takut, saya ini kalau benar tetap benar, yang salah tetap salah. Jangan kalian pikir sekolah-sekolah yang sudah cat merah, hijau dan kuning itu kalian merasa sangat betul, saya itu tidak begitu.
“Manajemen sekolah itu dari depan pagar sampai dengan didalam ruang kelas, guru-guru dan siswa itu menjadi tanggung jawab dari seorang kepala sekolah yang mengatur manajemen sekolah. Jadi jangan merasa bangga, saya juga sudah pernah sampaikan kepada pak Wakil dan Sekda bahwa saya akan turun di sekolah-sekolah, saya akan periksa dari depan sampai dalam kelas dan saya akan ekspos lagi kalian punya kerja-kerja selama menjadi kepala sekolah,” ujarnya.
Lanjut, kata Bupati, Kepala dinas pendidikan yang saya tunjukkan itu kerjanya tidak maksimal menjalankan tugas sebagai kepala dinas di Kepulauan Sula dan dia juga dalam waktu dekat akan saya ganti dengan kepala dinas yang baru.
“Para kepala-kepala sekolah, jangan kalian berkecil hati ketika saya menanyakan kepada staf kalian masing-masing, ini semua demi kebaikan siswa-siswi yang ada di sekolah masing-masing,” katanya.
HUT PGRI alasan susun soal, kata dia, itu alasan bodok-bodok, soal itu dari tahun ke tahun tetap sama, kalau nomenklatur tidak berubah berati tetap masih sama.
“Kalian ini mau susun soal untuk perguruan tinggi?, cuman dari SD kelas 1 sampai dengan kelas 6 saja, kalian mau susun soal apa terlalu. Itu alasan yang tidak masuk akal, dan kalian itu sikakar (pelit,red), tidak mau kalian punya guru-guru datang buat acara sama-sama dengan Bupati dan semua yang ada di Isda ini,” Pungkasnya. (Red)