KABARSULA.COM – Salah satu pemuda asal desa Wai Ipa, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan (Kepsul), Elos Aufat bersama temannya berasal dari Ambon yang kini bekerja di PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) berhasil mengantarkan seorang warga Cina untuk memeluk agama Islam.
Peristiwa ini semuanya dimulai ketika seorang warga Cina berniat untuk masuk Islam. Ia meminta bantuan kepada temannya yang berasal dari Ambon untuk mengantarkannya ke seorang Imam di sebuah masjid. Namun, teman dari Ambon tersebut awalnya merasa ragu-ragu dan takut bahwa niat warga Cina tersebut hanyalah main-main belaka.
Elos menceritakan, ketika seorang warga Cina berinisiatif untuk memeluk agama Islam. Keputusan yang mengejutkan ini membawa dirinya dan teman dari Ambon dalam peristiwa spiritual yang tak terlupakan.
“Dalam diskusi kami, teman dari Ambon itu menjelaskan bahwa di Indonesia terdapat dua agama utama, Islam dan Kristen. Tetapi, warga Cina tersebut dengan teguh memilih untuk mengikuti agama Islam dan memohon untuk diantarkan,” ungkap Elos, Minggu (23/07/2023).
Setelah berpikir panjang, saya dan teman dari Ambon akhirnya menyetujui permintaan warga Cina tersebut dan sepakat untuk mengantarkannya ke masjid. Dengan penuh semangat kami mengajaknya hingga sampai di Wai Bulen, di mana kami bertemu dengan sekelompok Jamaah Tabligh yang ramah.
“Saya langsung menceritakan kepada mereka (Jamaah Tabligh) bahwa warga Cina ini telah membujuk teman saya selama dua bulan untuk masuk agama Islam, namun teman saya merasa takut dan akhirnya meminta bantuan saya,” cerita Elos.
Kemudian, lanjut Elos, Jamaah Tabligh yang tertarik mendengar cerita ini dan kemudian mereka bertanya tentang asal kami, dan teman dari Ambon menjawab bahwa dia berasal dari Ambon Seram sementara saya sendiri berasal dari Sanana.
Selanjutnya, kami meminta untuk bertemu dengan Kepala Desa, ketua pemuda, dan Babinkamtibmas setempat, serta Imam di masjid besar. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tak ada masalah yang mungkin timbul terkait pekerjaan kami akibat keputusan ini.
“Setelah sholat Isya, kami bertolak ke Musholla dan bertemu dengan Kepala Desa setempat. Kepala Desa menyarankan agar kami bertemu dengan Imam masjid besar, dan kami pun menurutinya,” cerita Elos.
Elos juga berbicara dengan Kepala Desa tentang kekhawatirannya terkait pekerjaan mereka, dan Kepala Desa menegaskan bahwa yang penting adalah tidak ada paksaan dalam memeluk agama apapun. Kami berdua dianjurkan untuk berbuat baik dan menghormati pilihan orang lain.
Dengan didampingi oleh orang-orang baik hati dari desa tersebut, akhirnya kami tiba di masjid besar. Pak Imam beserta stafnya dan warga setempat sudah menunggu dengan antusias di depan masjid.
Warga Cina yang bersemangat ingin segera mengucapkan syahadat, dan teman dari Ambon memberikan peci, kemudian Pak Moding mengajarkan dia tentang cara berwudhu. Setelah semua persiapan selesai, kami masuk ke dalam masjid. Di sana, Imam beserta warga setempat mengumumkan bahwa salah satu karyawan dari PT. IWIP, seorang warga Cina, telah memutuskan untuk memeluk agama Islam.
“Akhirnya, warga Cina itu mengucapkan syahadat di depan Pak Imam dan disaksikan oleh warga setempat yang hadir di masjid besar itu. Keputusannya untuk memeluk agama Islam diterima dengan sukacita dan kehangatan oleh semua yang hadir,” tutur Elos dengan nada bahagia. (Red)