KABARSULA.COM – Pelayanan SPBU Sanana diduga tak maksimal, dan minimnya pengawasan dari satuan tugas (Satgas) menyebabkan kendaran umum sulit mendapatkan BBM jenis partalite, hingga pengecer membludak.
Hal itu mendapat sorotan dari pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Khairun (IKA Unkhair) Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Maluku Utara.
Sekretaris IKA Unkhair Kepsul, Risman Panigfat, mengecam pelayanan yang kurang baik di SPBU Sanana. Menurutnya, petugas SPBU seharusnya tidak melayani pengecer yang mengisi BBM menggunakan kendaraan roda dua dengan modifikasi tangki besar.
“Kemarin, pihak SPBU Sanana telah menerapkan skrining plat nomor polisi atau identifikasi kendaraan saat pengisian BBM partalite. Mestinya aturan ini harus diberlakukan hingga saat ini agar tak terjadi antrian panjang,” kata Risman.
Mantan Presiden BEM Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate ini juga mendesak instansi terkait untuk segera mengambil tindakan dan menertibkan para pengecer.
“Tim Satgas, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, serta Kepolisian harus segera mengambil tindakan tegas terhadap para pengecer,” tegas Risman.
Risman juga menduga bahwa dalam kejadian antrian panjang dan kesulitan kendaraan umum serta masyarakat dalam mendapatkan BBM jenis partalite, mungkin terdapat praktik kecurangan atau penimbunan minyak bersubsidi yang dilakukan oleh oknum tertentu.
“Menurut undang-undang, BBM jenis partalite seharusnya tidak boleh dijual secara eceran,” jelasnya. (Red)