KABARSULA.COM – Medium Gagasan Gravity (MGG) kembali menggelar Dialog Publik yang dihadiri oleh puluhan masyarakat desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul).
Acara ini menghadirkan Dr. R. Graal Taliawo, S. Sos,. M.Si sebagai narasumber dengan tema “Politik Gagasan: Tantangan dan Peluang di Tengah Pragmatisme Politik.”
Dalam kesempatan itu, Dr. Graal Taliawo, S.Sos,. M.Si mengatakan, agenda kerja yang ideal dalam politik gagasan itu tujuan utama adalah mentransformasi pikiran dan tindakan sebagai orang yang belajar. “Sukses dalam politik gagasan bukan hanya tergantung pada pemilihan kandidat, tetapi juga pada kemampuan masyarakat menggunakan akal sehat dan pikiran secara masif,” kata Dr. Graal Taliawo, Rabu (8/11/2023).
Menurutnya, kualitas demokrasi di Sula dan Maluku Utara yang masih memiliki angka konteks demokrasi terendah di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa partai politik dibentuk oleh sekelompok rakyat yang memiliki ideologi dan program tertentu, dan setiap orang yang terlibat di partai politik seharusnya setuju dengan ideologi dan kebijakan partai tersebut.
Namun, ia juga menyoroti persoalan ketika kepentingan partai dipengaruhi oleh kelompok tertentu sehingga menjadi kepentingan pribadi. Hal ini dapat mereduksi esensi tujuan dari Partai Politik, di mana kepentingan ketua partai mendominasi.
“Politik gagasan yang kita jalani itu antusias masyarakat luar biasa, dan buat saya ini adalah penyemangat buat saya pribadi dan angin segar buat saya, orang mau terima atau tidak saya tetap jalani dan buat saya ini adalah prinsip,” pungkasnya.
Terpisah, Irawan Duwila, sebagai narahubung acara menyampaikan, era demokrasi kontroversial saat ini hampir tidak ada orang yang berani mengedukasi pendidikan politik kepada rakyat karena selain memerlukan waktu dan tenaga, material finansial juga menjadi aspek yang sangat di perlukan.
“Kondisi demokrasi saat ini masih kontroversial, banyak praktik politik uang, politik identitas, politik transaksional, dan tidak ada yang mau menyampaikan kondisi ini ke masyarakat bahwa itu hal yang salah apa lagi butuh waktu, tenaga dan finansial yang cukup,” jelas Irawan.
Lanjut, kata Irawan, yang harus di lakukan sebagai Generasi baru atau Gen Z adalah melakukan perubahan dan terus optimis bahwa cara demikian itu cara yang salah karena dengan proses penyaringan demokrasi yang tidak benar akan melahirkan tokoh publik yang tidak benar juga.
“Kita sebagai generasi perubahan gen Z harusnya tetap optimis seperti Bang Graal kita harus terus konsisten menyampaikan kepada banyak orang bahwa dengan system penyaringan demokrasi yang tidak sesuai dengan harapan kita di kemudian hari,” tuturnya. (Red)