KABARSULA.COM — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Bersama Organisasi Intra Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula, Maluku Utara, Rabu (04/09/2024) menggelar aksi demonstrasi, mengecam sikap Bupati Fifian Adeningsi Mus dan Wakil Bupati M. Saleh Marasabessy (FAM-SAH) yang dinilai abaikan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi satu-satunya di Kabupaten Kepulauan Sula.
Para demonstran menilai konsep “Sula Bahagia” yang digaungkan oleh pemerintahan FAM-SAH hanyalah omong kosong. Pasalnya, berbagai upaya yang dilakukan STAI Babussalam untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti pengajuan MoU dengan pemerintah daerah, tidak mendapat respons baik.
Baca Juga : Pemda Kepsul Enggan Respon MoU dari STAI
“STAI Babussalam Sula pernah mengajukan MoU dengan pihak Pemerintah Daerah, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut. MoU tersebut bertujuan hanya untuk meningkatkan status kampus kami,” ujar Presiden BEM STAI Babussalam Sula, Jisman Leko.
Jisman juga menyoroti beberapa alumni STAI Babussalam Sula yang kini terlibat dalam birokrasi diduga mengalami tekanan dari Bupati dan Wakil Bupati FAM-SAH.
“Mereka tidak bisa bergerak meski memiliki teori yang kritis dan idealis. Mereka terikat dengan sistem di bawah kekuasaan FAM-SAH dan tidak bisa berbuat banyak,” jelas Jisman.
Baca Juga : Dinilai Paling Terburuk, Visi-Misi FAM-SAH ‘Cekik Leher’ Masyarakat
Menurut Jisman, STAI Babussalam Sula setiap tahun mengeluarkan banyak sumber daya manusia yang berkontribusi pada negeri ini. Namun, Bupati Fifian Adeningsi Mus dinilai mengabaikan kontribusi tersebut.
“Apakah ini yang dimaksud dengan Bahagia Pendidikan yang merata? Setidaknya, sebagian APBD bisa dialokasikan untuk pembangunan kampus atau memberikan beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu. Namun, semua itu tidak diakomodasi oleh Bupati dan Wakil Bupati FAM-SAH. Dinasti Mus hanya ingin merusak negeri ini,” tutup Jisman dengan tegas. (Red)