tutup
Example 320x250
Banner Bawaslu
Banner Bawaslu
previous arrow
next arrow
BeritaKepsulPendidikan

Front Bersama Organisasi Intra STAI Babussalam Menilai Konsep Sula Bahagia Hanya Omong Kosong

1566
×

Front Bersama Organisasi Intra STAI Babussalam Menilai Konsep Sula Bahagia Hanya Omong Kosong

Sebarkan artikel ini
Konsep Sula Bahagia oleh pemerintahan FAM-SAH hanyalah Omong Kosong
Front Bersama Organisasi Intra STAI Babussalam Sula, Maluku Utara saat menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Daerah, desa Fagudu Kecamatan Sanana, Rabu (04/09/2024)

KABARSULA.COM — Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Bersama Organisasi Intra Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Babussalam Sula, Maluku Utara, Rabu (04/09/2024) menggelar aksi demonstrasi, mengecam sikap Bupati Fifian Adeningsi Mus dan Wakil Bupati M. Saleh Marasabessy (FAM-SAH) yang dinilai abaikan pendidikan, khususnya di perguruan tinggi satu-satunya di Kabupaten Kepulauan Sula.

Para demonstran menilai konsep “Sula Bahagia” yang digaungkan oleh pemerintahan FAM-SAH hanyalah omong kosong. Pasalnya, berbagai upaya yang dilakukan STAI Babussalam untuk meningkatkan kualitas pendidikan, seperti pengajuan MoU dengan pemerintah daerah, tidak mendapat respons baik.

Example 340x370

Baca Juga : Pemda Kepsul Enggan Respon MoU dari STAI

“STAI Babussalam Sula pernah mengajukan MoU dengan pihak Pemerintah Daerah, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut. MoU tersebut bertujuan hanya untuk meningkatkan status kampus kami,” ujar Presiden BEM STAI Babussalam Sula, Jisman Leko.

Jisman juga menyoroti beberapa alumni STAI Babussalam Sula yang kini terlibat dalam birokrasi diduga mengalami tekanan dari Bupati dan Wakil Bupati FAM-SAH.

“Mereka tidak bisa bergerak meski memiliki teori yang kritis dan idealis. Mereka terikat dengan sistem di bawah kekuasaan FAM-SAH dan tidak bisa berbuat banyak,” jelas Jisman.

Baca Juga : Dinilai Paling Terburuk, Visi-Misi FAM-SAH ‘Cekik Leher’ Masyarakat

Menurut Jisman, STAI Babussalam Sula setiap tahun mengeluarkan banyak sumber daya manusia yang berkontribusi pada negeri ini. Namun, Bupati Fifian Adeningsi Mus dinilai mengabaikan kontribusi tersebut.

“Apakah ini yang dimaksud dengan Bahagia Pendidikan yang merata? Setidaknya, sebagian APBD bisa dialokasikan untuk pembangunan kampus atau memberikan beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu. Namun, semua itu tidak diakomodasi oleh Bupati dan Wakil Bupati FAM-SAH. Dinasti Mus hanya ingin merusak negeri ini,” tutup Jisman dengan tegas. (Red)

Example 400x100
Example 350x255

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *